Hi, guest |Welcome toBelajar Jadi Pengusaha| Register | Sign in

Sunday, December 7, 2014

Tiga Sekawan Jogja, Dulu Karyawan Sekarang Bos Usaha Tas

. Sunday, December 7, 2014

Foto: Sulistyanto/KRJogja.com
SEJAK 2013 tiga sekawan Dody Arianto, Yuyun Afnan dan Teguh Heryanto berhasil membuka usaha pembuatan tas sendiri setelah sebelumnya bekerja sebagai karyawan. Mereka meniti usaha dengan mengkombinasikan banyak bahan baku.

Umumnya karya tas mereka berbahan baku spesialis dari kulit sapi dan kain kanvas. Adapun nama usahanya terinspirasi tokoh wayang bernama Gatotkaca, sehingga dipilih nama Ganode. Singkatan dari ‘Gatotkaca not dead.’

“Gatotkaca itu dikenal kuat dan kondang dalam cerita pewayangan. Usaha kami semoga juga bisa kuat, terkenal serta lestari sampai akhir zaman,” papar Arianto, Kamis (4/12/2014).

Ditemui di lokasi usahanya kawasan Gamping Sleman, lelaki ramah ini menjelaskan, jenis tas yang dibuat baik untuk perempuan maupun laki-laki. Sebagian konsumen bahkan memesan sambil membawa contohnya wujud tas atau juga cukup gambar. Khusus yang berbahan kain kanvas mayoritas harganya lebih rendah dibanding yang berbahan kulit. Pilihan warna yang berbahan kanvas, antara lain ada hijau, merah dan cokelat.

“Meski mayoritas berbahan kanvas ada juga yang dikombinasi dengan bahan kulit,” jelasnya.

Yuyun menambahkan, sejak harga bahan bakar minyak (BBM) naik, harga bahan baku wujud kulit naik antara 20 sampai 30 persen. Untuk mengikuti harga bahan baku, pihaknya juga menaikan harga produk rata-rata 20 persen. Adapun tas-tas yang diproduksi sifatnya bisa original alias desain sendiri, replika atau mencontoh yang sudah ada maupun mixing (sudah ada contohnya namun masih dikombinasi sendiri). Pemasaran produk antara lain lewat internet seperti dengan media sosial serta portal jual-beli.

“Sering juga kami ikut pameran dengan biaya dari pemerintah sekalian dapat menyebarkan brosur dan kartu nama,” paparnya.

Saat ini harga tas yang berbahan kanvas, sebut Yuyun, dibanderol mulai Rp 300.000 sampai Rp 500.000 perbiji. Sedangkan terbuat dari kulit mulai Rp 400.000 sampai sekitar Rp 2 juta perbiji. Faktor yang mempengaruhi harga antara lain, stok bahan baku terutama kulit kadang tak stabil. Saat stok melimpah harga bisa lebih murah, ketika langka bisa menjadi lebih mahal.

“Selain itu soal desain, tingkat kerumitan dalam membuat dan ukuran juga bisa mempengaruhi harga,” tandasnya.
 
(Danar Widiyanto/Kedaulatan Rakyat Online)
Share this Article now on :
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :


0 comments:

:X ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment