TAHUN 2009 adalah masa-masa yang sulit bagi Winarto.
Pria 42 tahun itu disebut gila oleh tetanggatetanganya di Desa Tarub RT
9 RW 3, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan. Maklum, Winarto menebangi
puluhan pohon jati setinggi semeteran yang berada di kebun. Lahan sekitar 3/4 hektare itu kemudian dia tanami dengan pohon
belimbing. Inilah yang dipandang aneh oleh warga sekitar. Pohon jati
dinilai lebih ekonomis ketimbang belimbing.
Cibiran tetangga tak membuat pria kelahiran Bojonegoro itu patah arang. Dia tetap membangun mimpinya membuat kebun yang ditanami tiga jenis
belimbing, madu, bangkok merah, dan dewa. Keinginan ini terinspirasi
dari banyaknya agrowisata buah di tempat kelahirannya.
‘’Saya ingin membuat kebun agrowisata belimbing. Peluang usaha
agrobisnis di Desa Tarub kelihatannya menjanjikan, karena banyak orang
dari luar kota berkunjung di makam Ki Ageng Tarub. Saya berpikir,
peziarah bisa sekalian ditawari mampir di agrowisata,’’ kata pria
lulusan Madrasah Ibtidaiyah ini, kemarin.
Meski tak sempat mengenyam bangku SMP, Winarto benar-benar berhasil
mewujudkan impian. Usahanya kemudian diikuti tiga tetangganya. Lahan
mereka menyatu dan kini seluas dua hektare. Setelah empat tahun dari
masa tanam pertama, pioner agrowisata di Grobogan ini mulai memanen
rupiah dari 170-an pohon belimbing.
Ada sekitar 50 pengunjung tiap hari yang datang. Mereka memetik
sendiri dan makan belimbing di tempat. Di sudut kebun, disediakan gubug
untuk beristirahat sekaligus menikmati belimbing. Untuk sekilo belimbing
dihargai Rp 10 ribu. Bila satu pengunjung merogoh kocek Rp 10 ribu,
maka dalam sehari pemasukan mereka bisa mencapai Rp 500 ribu, jumlah
yang tak sedikit untuk ukuran desa.
Jika buah belimbing ada yang matang dan belum dipetik pembeli, maka
akan dipanen sendiri dan dijual ke pasar. Pada tahun sebelumnya, bisa
sepuluh kali panen. Tiga di antaranya adalah panen raya. Sekali panen
raya bisa mengantongi uang Rp 10 juta.
‘’Di agrowisata, pengunjung juga bisa membeli bibit belimbing atau
jambu. Jika diperlukan, akan diajari cara tanamnya, termasuk penanganan
hamanya,’’ ujar Winarto.
Uang hasil panen, sebagian di antaranya digunakan untuk berinovasi.
Salah satunya melakukan okulasi tiga jenis belimbing tersebut di satu
pohon. Berhasil, satu pohon belimbing memiliki tiga rasa. Selain itu
digunakan untuk membeli lahan lagi. Rencana akan digunakan untuk kebun
jambu.
Kebun agrowisata belimbing Tarub memperoleh pujian dari Bupati
Bambang Pudjiono. Bupati berharap, masyarakat terus berinovasi untuk
pengembangan potensi daerah.
‘’Mindset harus diubah. Potensi harus terus dikembangkan, pemerintah akan mendukung,’’ kata Bambang. (Hanung Soekendro-43/www.suaramerdeka.com)
0 comments:
Post a Comment